Selasa, 15 Oktober 2013

LARAS.......

Pagi ini tampak begitu cantik nan anggun ketika sang mentari mulai bersinar burung-burung mulai berlomba untuk memamerkan kicauan indahnya. Bayi mungil Andin terbangun berbias tangis kecilnya, “anak mama sayang sudah bangun ya, aduh manisnya  Andin mama” sambil menggendong Laras membuka korden jendela, tak sengaja dia menengok ke arah kalender duduk di meja riasnya, tanggal 23 mei 2008. Masih segar ingatannya untuk mengingat masa lalu itu ketika fahri pergi untuk selama-lamanya 20 februari 2006 yang lalu kekasih yang sangat di cintainya,belahan jiwa yang begitu ia kasihi, menyesal dan marah Laras atas kejadian itu seharusnya hari ini adalah tanggal pernikahannya dengan fahri tetapi kenapa Tuhan tak menghendaki mereka  untuk bersanding. Dalam hatinya tersenyum ketika Laras melihat mata Andin yang cantik buah kasihnya dengan Rehan teman fahri dulu saat masih kuliah. Tak pernah ia bayangkan ketika Rehan akan melamarnya tahun 2007  lalu dia melamarku bukan dasar kasihan tetapi memang Rehan sangat mencintaiku sejak dulu sejak Fahri belum menjadi pacar ku, tapi aku juga tidak mengerti atas dasar apa aku menerima lamarannya dulu apa aku hanya merasa kesepian tanpa hadirnya seorang fahri lagi di sisiku, Rehan maafkan aku sampai saat ini aku masih mencintai fahri. Larut dalam lamunannya tak sadar air matanya menetes di muka Andin, bayi mungilnya.... Uni  anak ku sudah bangun ya, suara Rehan menggema di telingaku, Uni adalah pembantu di rumah kami karena sosoknya yang lugu dan supel maka aku sangat cocok dengan dia. Uni yang mengurus semua pekerjaan di rumah kami termasuk mengurus anak ku  Andin, karena aku juga sangat sibuk dengan pekerjaan ku di kantor,kebetulan hari ini aku offday jadi aku bisa seharian mengurus andin juga rumah,,,,,bergegas aku keluar menggendong andin, “pah anaknya minta di gendong ni, segera saja laras gendongkan andin ke pelukan rehan, ‘aduh pelan-pelan ma,,,,, mata andin yang melihat ayahnya langsung terlihat bahagia,Andin memang betah kalau di gendong Rehan. Dalam hati ku andaikan ini anakku dengan Fahri........
Siang itu aku berniat untuk berbelanja dengan Andin, sekedar membeli keperluan rumah,aku memutuskan untuk berbelanja di Mall dekat dengan rumah. Sekitar jam 11.00 wib, aku dengan Andin  berangkat dari rumah supaya tidak terlalu sore kami pulang. Setelah mobil ku terparkir rapi,segera aku ambil gendongan bayi yang ku letakkan di jog belakang”ayo Andin mama,kita belanja.... sepertinya nalurinya sebagai wanita sudah muncul,ketika aku bilang kata belanja,,,Andin terlihat sangat gembira,,,tau saja kalau hari ini Laras ingin membelikannya baju baru. Setelah masuk ke dalam Mall, mata Laras langsung tertuju pada baby shop yang terlihat tidak jauh dari tempat bermain anak di sana. Setelah memilih dan membeli baju untuk Andin,Laras segera berpindah ke sebuah toko sepatu yang tidak jauh dari tempat Ia membeli baju untuk Andin. Setelah masuk ke toko sepatu itu Laras segera melihat-lihat siapa tau ada yang cocok dengan seleranya, terdengar suara yang tidak asing di telinga Laras, hatinya langsung tertuju pada suatu sosok yang sangat dia benci, yang sudah membuat hidupnya berantakan waktu itu, “Indah” sejak kapan dia pulang dari Jerman,kenapa dia tidak tau,kenapa Rehan tidak memberitaunya,,,,,, tersadar dari lamunannya sosok Indah sudah berada di depan matanya, hay Ras,,,,, lo pasti kaget gue balik secepat ini, oh ya mas Rehan emang gak kasi tau kalau gue balik kemarin, hati Laras seperti tertumbuk waktu itu,dengan gugupnya dia jawab, iya Ndah paling mas Rehan lupa mau ngasi taunya sambil senyum pasi Laras menjawab, “oh iya ini Andin,,,, ya ampun keponakan gue udah gede ternyata,”maaf sayang tante gak bisa liat kamu lahir” dalam hati indah pasti sesuatu yang akan dia rencanakan kepadaku, ada apa ini ya Allah.... sambil berlalu Indah hanya berkata sampai di rumah Andin.
Seperti kehilangan selera untuk berbelanja,bahkan dia meninggalkan sepatu yang dia sudah pilih tadi,hatinya langsung berkata-kata tidak jelas,fikirannya sudah melayang-layang seakan-akan semua gelap, berutung Andin saat itu tengah tertidur, segera Laras menuju tempat parkir mobil dan segera pergi dari Mall itu, dalam fikirannya masih terbayang jelas ketika Indah tertangkap basah olehku sedang mencoba merayu calon suamiku Fahri,dan dia yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi ketika Indah berpura-pura mengabari fahri bahwa aku tengah dalam bahaya,karena tidak konsen menyetir Fahri mobilnya bertabrakan dengan truk saat itu, Fahri mengirim sms terakhir untuk ku,” tunggulah sebentar sayang aku segera kesana” saat ku terima sms itu,seketika aku membalas” kamu kenapa....? tidak aku sangka itu adalah sms terakhir yang aku kirim untuknya.
Saat itu aku sedang tidak dalam bahaya atau terdesak,aku sedang di rumah,menjaga ibuku yang sedang sakit. Satu jam setelah itu ada kabar bahwa Fahri mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat,seperti dunia terasa gelap dan dingin aku berlari mengambil kunci mobil langsung gass ke rumah sakit, kenapa semua ini terjadi,kenapa di saat menjelang hari bahagia kita sayang, kenapa kamu tega ninggalin aku secepat ini,di depan pintu kamar sudah banyak kerabat di sana, mereka semua tertuju melihatku datang, Om Anjar ayah Fahri langsung menyuruhku masuk di sana hanya ada tante Dian yang senantiasa menangisi kepergiaan putra tercintanya. Aku masih membayangkan saat itu Fahri sedang tidur, tapi kenapa tidak terbangun juga kekasihku ini. Tuhan jangan ambil dia,kembalikan dia untukku, sebentar lagi hari bahagia kami,dengan deraian air mata,aku masih tak sanggup di tinggal Fahri, tak lama setelah itu Rehan datang dengan Indah adiknya, Rehan menangis saat melihat sahabat terbaiknya telah pergi meninggslksnnya, di situ ku lihat sosok indah yang terdiam melihat jasad kekasihku, aku tau dia merasa senang saat aku kehilangan sosok yang sangat ku cintai, karena ku tau dia sangat tidak suka ketika aku berpacaran dengan Fahri, karena Indah juga sangat mencintai Fahri, tak setetes air matapun dia keluarka untuk Fahri, tapi dia lebih terlihat pucat ketakutan saat melihat Fahri. Entahlah saat itu aku sedang tidak mod untuk membahasnya.
Satu minggu setelah pemakaman Fahri aku masih saja masih membayangkan dia masih berada di dekat ku,bersama ku.
“Ndok,kamu gak berangkat kerja udah jam setengah delapan lo,nanti telat sampai kantornya,enggak buk hari ini Laras ijin lagi ndak enak badan,yo es istirahat sana, ibuk bikinin jahe anget”.
Bergegas aku kemar,ku buka lagi album kenanganku bersama Fahri, hati seraya berkata
Gugur sudah semua,
Tak ada lagi kisah
Takkan ada lagi canda dan tawamu.....
Bersamamu sebenarnya ingin ku habiskan sisa umurku....
Merajut angan dengan cinta dan kasih kita,,,,,
Tetapi Tuhan tidak berkehendak oleh itu....
Dia lebih mencintaimu,daripada  menyatukan  kita....
Sayang ku Fahri, aku masih tertidur oleh semua cinta kita....
Aku masih berangan tentangmu.....
Tak bisakah ku minta, agar kau kembali untuku....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar