Pagi ini
tampak begitu cantik nan anggun ketika sang mentari mulai bersinar
burung-burung mulai berlomba untuk memamerkan kicauan indahnya. Bayi mungil
Andin terbangun berbias tangis kecilnya, “anak mama sayang sudah bangun ya,
aduh manisnya Andin mama” sambil
menggendong Laras membuka korden jendela, tak sengaja dia menengok ke arah
kalender duduk di meja riasnya, tanggal 23 mei 2008. Masih segar ingatannya
untuk mengingat masa lalu itu ketika fahri pergi untuk selama-lamanya 20
februari 2006 yang lalu kekasih yang sangat di cintainya,belahan jiwa yang
begitu ia kasihi, menyesal dan marah Laras atas kejadian itu seharusnya hari
ini adalah tanggal pernikahannya dengan fahri tetapi kenapa Tuhan tak
menghendaki mereka untuk bersanding.
Dalam hatinya tersenyum ketika Laras melihat mata Andin yang cantik buah
kasihnya dengan Rehan teman fahri dulu saat masih kuliah. Tak pernah ia
bayangkan ketika Rehan akan melamarnya tahun 2007 lalu dia melamarku bukan dasar kasihan tetapi
memang Rehan sangat mencintaiku sejak dulu sejak Fahri belum menjadi pacar ku,
tapi aku juga tidak mengerti atas dasar apa aku menerima lamarannya dulu apa
aku hanya merasa kesepian tanpa hadirnya seorang fahri lagi di sisiku, Rehan
maafkan aku sampai saat ini aku masih mencintai fahri. Larut dalam lamunannya
tak sadar air matanya menetes di muka Andin, bayi mungilnya.... Uni anak ku sudah bangun ya, suara Rehan menggema
di telingaku, Uni adalah pembantu di rumah kami karena sosoknya yang lugu dan
supel maka aku sangat cocok dengan dia. Uni yang mengurus semua pekerjaan di
rumah kami termasuk mengurus anak ku
Andin, karena aku juga sangat sibuk dengan pekerjaan ku di kantor,kebetulan
hari ini aku offday jadi aku bisa seharian mengurus andin juga rumah,,,,,bergegas
aku keluar menggendong andin, “pah anaknya minta di gendong ni, segera saja
laras gendongkan andin ke pelukan rehan, ‘aduh pelan-pelan ma,,,,, mata andin
yang melihat ayahnya langsung terlihat bahagia,Andin memang betah kalau di
gendong Rehan. Dalam hati ku andaikan ini anakku dengan Fahri........
Siang itu
aku berniat untuk berbelanja dengan Andin, sekedar membeli keperluan rumah,aku
memutuskan untuk berbelanja di Mall dekat dengan rumah. Sekitar jam 11.00 wib,
aku dengan Andin berangkat dari rumah
supaya tidak terlalu sore kami pulang. Setelah mobil ku terparkir rapi,segera
aku ambil gendongan bayi yang ku letakkan di jog belakang”ayo Andin mama,kita
belanja.... sepertinya nalurinya sebagai wanita sudah muncul,ketika aku bilang
kata belanja,,,Andin terlihat sangat gembira,,,tau saja kalau hari ini Laras
ingin membelikannya baju baru. Setelah masuk ke dalam Mall, mata Laras langsung
tertuju pada baby shop yang terlihat tidak jauh dari tempat bermain anak di
sana. Setelah memilih dan membeli baju untuk Andin,Laras segera berpindah ke
sebuah toko sepatu yang tidak jauh dari tempat Ia membeli baju untuk Andin.
Setelah masuk ke toko sepatu itu Laras segera melihat-lihat siapa tau ada yang
cocok dengan seleranya, terdengar suara yang tidak asing di telinga Laras,
hatinya langsung tertuju pada suatu sosok yang sangat dia benci, yang sudah
membuat hidupnya berantakan waktu itu, “Indah” sejak kapan dia pulang dari
Jerman,kenapa dia tidak tau,kenapa Rehan tidak memberitaunya,,,,,, tersadar
dari lamunannya sosok Indah sudah berada di depan matanya, hay Ras,,,,, lo
pasti kaget gue balik secepat ini, oh ya mas Rehan emang gak kasi tau kalau gue
balik kemarin, hati Laras seperti tertumbuk waktu itu,dengan gugupnya dia
jawab, iya Ndah paling mas Rehan lupa mau ngasi taunya sambil senyum pasi Laras
menjawab, “oh iya ini Andin,,,, ya ampun keponakan gue udah gede ternyata,”maaf
sayang tante gak bisa liat kamu lahir” dalam hati indah pasti sesuatu yang akan
dia rencanakan kepadaku, ada apa ini ya Allah.... sambil berlalu Indah hanya
berkata sampai di rumah Andin.
Seperti
kehilangan selera untuk berbelanja,bahkan dia meninggalkan sepatu yang dia
sudah pilih tadi,hatinya langsung berkata-kata tidak jelas,fikirannya sudah
melayang-layang seakan-akan semua gelap, berutung Andin saat itu tengah
tertidur, segera Laras menuju tempat parkir mobil dan segera pergi dari Mall
itu, dalam fikirannya masih terbayang jelas ketika Indah tertangkap basah
olehku sedang mencoba merayu calon suamiku Fahri,dan dia yang menyebabkan
kecelakaan itu terjadi ketika Indah berpura-pura mengabari fahri bahwa aku
tengah dalam bahaya,karena tidak konsen menyetir Fahri mobilnya bertabrakan
dengan truk saat itu, Fahri mengirim sms terakhir untuk ku,” tunggulah sebentar
sayang aku segera kesana” saat ku terima sms itu,seketika aku membalas” kamu
kenapa....? tidak aku sangka itu adalah sms terakhir yang aku kirim untuknya.
Saat itu aku
sedang tidak dalam bahaya atau terdesak,aku sedang di rumah,menjaga ibuku yang
sedang sakit. Satu jam setelah itu ada kabar bahwa Fahri mengalami kecelakaan
dan meninggal di tempat,seperti dunia terasa gelap dan dingin aku berlari
mengambil kunci mobil langsung gass ke rumah sakit, kenapa semua ini
terjadi,kenapa di saat menjelang hari bahagia kita sayang, kenapa kamu tega
ninggalin aku secepat ini,di depan pintu kamar sudah banyak kerabat di sana,
mereka semua tertuju melihatku datang, Om Anjar ayah Fahri langsung menyuruhku
masuk di sana hanya ada tante Dian yang senantiasa menangisi kepergiaan putra
tercintanya. Aku masih membayangkan saat itu Fahri sedang tidur, tapi kenapa
tidak terbangun juga kekasihku ini. Tuhan jangan ambil dia,kembalikan dia
untukku, sebentar lagi hari bahagia kami,dengan deraian air mata,aku masih tak
sanggup di tinggal Fahri, tak lama setelah itu Rehan datang dengan Indah
adiknya, Rehan menangis saat melihat sahabat terbaiknya telah pergi
meninggslksnnya, di situ ku lihat sosok indah yang terdiam melihat jasad
kekasihku, aku tau dia merasa senang saat aku kehilangan sosok yang sangat ku
cintai, karena ku tau dia sangat tidak suka ketika aku berpacaran dengan Fahri,
karena Indah juga sangat mencintai Fahri, tak setetes air matapun dia keluarka
untuk Fahri, tapi dia lebih terlihat pucat ketakutan saat melihat Fahri.
Entahlah saat itu aku sedang tidak mod untuk membahasnya.
Satu minggu
setelah pemakaman Fahri aku masih saja masih membayangkan dia masih berada di
dekat ku,bersama ku.
“Ndok,kamu
gak berangkat kerja udah jam setengah delapan lo,nanti telat sampai
kantornya,enggak buk hari ini Laras ijin lagi ndak enak badan,yo es istirahat sana,
ibuk bikinin jahe anget”.
Bergegas aku
kemar,ku buka lagi album kenanganku bersama Fahri, hati seraya berkata
Gugur sudah
semua,
Tak ada lagi
kisah
Takkan ada
lagi canda dan tawamu.....
Bersamamu
sebenarnya ingin ku habiskan sisa umurku....
Merajut angan
dengan cinta dan kasih kita,,,,,
Tetapi Tuhan
tidak berkehendak oleh itu....
Dia lebih
mencintaimu,daripada menyatukan kita....
Sayang ku
Fahri, aku masih tertidur oleh semua cinta kita....
Aku masih
berangan tentangmu.....
Tak bisakah
ku minta, agar kau kembali untuku....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar